Tiada yang rintik
di
pekaranganmu yang bunga
merah mawar
ke tanah
perlahan luruh
mata yang
kemarau
bersimpuh
dilayar
berkabut
[2]
Di penghujung
pekan
tiba waktu
berkunjung
kanak-kanak kau
tunggu
kau mainkan
lagi lagu bahagia
air meriak
di kolam wajahmu
berenang di
dalamnya ikan bersirip
emas yang
memainkan ekornya
menuju
jantungku
di sudut
tamanmu yang pualam
kau gandeng
haru
[3]
Tiada lebih
remang dari lampu jalanan
di malam purnama
yang memancar kuasa
terasing di
malam yang meninggi
melayang
menjauh awan kelabu
sia-sia yang
dibelenggu
dengan cinta
bahkan
lenyap
begitu saja
di
keheningan
orang-orang
tidur
dalam mimpi
[4]
Musim gugur
tiba di halaman
aroma
dedaunan
terbawa angin
basah
dan arakan
semut yang berburu
serentak
menjemput
lenyap di
belukar yang meranggas
tubuhmu
menggigil
hendak
merenggut tubuhku
(Serambi,
2017)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar